Senin, 07 Oktober 2019

Pengenalan dan Sejarah Revolusi Industri 4.0

Apa yang dimaksud dengan revolusi industri 4.0?
Konsep revolusi industri 4.0 ini merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Beliau merupakan ekonom terkenal asal Jerman sekaligus penggagas World Economic Forum (WEF) yang melalui bukunya, The Fourth Industrial Revolution, menyatakan bahwa revolusi industri 4.0 secara fundamental dapat mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu dengan yang lain.
Dalam presentasinya, salah satu dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), Richard Mengko, yang mengutip dari A.T. Kearney, mengungkap sejarah revolusi industri sampai akhirnya menyentuh generasi ke-4 ini. Berikut ini empat tahap evolusi industri dari dahulu hingga kini.


Sejarah Revolusi Industri


1. Revolusi industri yang pertama terjadi pada akhir abad ke-18. Hal ini ditandai dengan ditemukannya alat tenun mekanis pertama pada tahun 1784. Kala itu, industri diperkenalkan dengan fasilitas produksi mekanis yang menggunakan tenaga air dan uap. Peralatan kerja yang awalnya bergantung pada tenaga manusia dan hewan akhirnya digantikan dengan mesin tersebut. Akibatnya, meski jumlah produksi meningkat, banyak orang yang menganggur.

2. Revolusi industri 2.0 terjadi di awal abad ke-20.Kala itu ada pengenalan produksi massal berdasarkan pembagian kerja. Produksi massal ini dimungkinkan dengan adanya listrik dan jalur perakitan. Lini produksi pertama melibatkan rumah potong hewan di Cincinnati, Amerika Serikat, pada 1870.

3. Awal tahun 1970 ditengarai sebagai perdana kemunculan revolusi industri 3.0 yang dimulai dengan penggunaan elektronik dan teknologi informasi guna otomatisasi produksi. Debut revolusi industri generasi ketiga ditandai dengan kemunculan pengontrol logika terprogram pertama (PLC), yakni modem 084–969. Sistem otomatisasi berbasis komputer ini membuat mesin industri tidak lagi dikendalikan manusia. Biaya produksi dapat ditekan oleh karena penerapan hal ini.

4. Nah, awal 2018 hingga sekaranglah zaman revolusi industri 4.0. Industri 4.0 adalah industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Ini merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Pada era ini, industri mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data, semua sudah ada di mana-mana. Istilah ini dikenal dengan nama Internet of Things (IoT).


Berikut ini adalah perubahan yang terjadi di dunia pemasaran sebagai akibat maupun adaptasi dari Revolusi Industri 4.0:

1. Pemasaran digital menjadi strategi utama pemasaran

Kalau pada masa Industri 1.0, 2.0, dan 3.0, pemasaran digital masih menjadi alat dan strategi pendukung saja, maka pada masa Industri 4.0 ini, digital marketing telah menjadi alat dan strategi utama yang diterapkan perusahaan–perusahaan di seluruh dunia.

Gaya hidup umat manusia di seluruh dunia pun mengalami perubahan drastis di masa Industri 4.0 ini. Kalau dahulu banyak orang di dunia ini hanya memanfaatkan komputer dan internet untuk berkomunikasi saja, kini di masa Industri 4.0 komputer dan internet telah menjadi bagian dari seluruh aspek kehidupan manusia sehari – hari, mulai dari berkomunikasi, bekerja, belajar, berbelanja, hiburan, dan lain sebagainya.

Perubahan – perubahan yang diakibatkan Industri 4.0 pada dunia industri dan perubahan perilaku konsumen telah memaksa terjadinya perubahan pada dunia pemasaran juga.

2. Semakin banyak perusahaan manufaktur yang menjangkau end user produknya secara langsung dengan pemasaran digital

Mata rantai distribusi barang–barang hasil produksi manufaktur di seluruh dunia yang dulunya panjang, kini dipangkas menjadi semakin pendek. Karena, perusahaan–perusahaan manufaktur di seluruh dunia sudah banyak yang mulai menjangkau end user produknya lewat pemasaran digital.

Kini, semakin banyak perusahaan manufaktur di dunia ini yang membuka toko online sendiri atau memanfaatkan situs seperti Global Sources dan Alibaba untuk memperpendek mata rantai distribusinya atau bahkan menjangkau end user produknya secara langsung.

Dan dengan semakin banyaknya perusahaan manufaktur yang menjangkau end user secara langsung melalui pemasaran digital, membuat kedua belah pihak tersebut diuntungkan.

Alasannya, perusahaan manufaktur bisa mengurangi biaya dan waktu distribusi produknya, sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan profit mereka. Sementara, end user bisa menikmati produk dengan harga lebih murah dan cepat.

3. Potensi Pertumbuhan Penjualan yang Sangat Besar

Pemanfaatan pemasaran digital pada dunia industri juga memberikan potensi pertumbuhan penjualan yang sangat besar. Sebab, digital marketing membuat perusahaan manufaktur di seluruh dunia mampu menjangkau pasar global dengan mudah, efisien, dan efektif.

Dengan semakin mudah dan efisien dalam menjangkau end user, maka semakin mudah pula bagi industri manufaktur untuk meningkatkan penjualan dan profit-nya.

Kalau dahulu pada masa Industri 1.0, 2.0, dan 3.0 pertumbuhan penjualan industri manufaktur sangat bergantung dan ditentukan oleh mata rantai distribusi yang kompleks dan berbiaya tinggi, kini pada masa Industri 4.0, distribusi menjadi lebih simpel dan murah.

4. Data Menjadi Sangat Penting

Dalam Industri 4.0, data yang detail menjadi sangat mudah diakuisi oleh para industri manufaktur, baik itu mengenai pengadaan bahan baku dari para supplier, pada saaat proses produksi, sampai pengiriman produk kepada end user. Data mengenai perilaku end user industri manufaktur pun menjadi lebih mudah didapatkan. 

Data–data yang sangat detail tersebut akan sangat diperlukan dalam membuat dan melaksanakan strategi pemasaran digital.


Sumber :