Senin, 10 Oktober 2016

Manusia dan Kebudayaan






1EA09
Kelompok IV
Nama Anggota: Devi Fatika Sari
                          M. Ilham Fahrizal
                          M. Nuqey Ramadhana


MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain. Dalam uraian ini kita akan mencoba membahas tentang pengertian pengertian dasar tentang manusia dan kebudayaan.
A.      Manusia
Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan makhluk mamalia. Dalam ilmu-ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan di setiap kegiatan.
a.       Unsur-unsur manusia

1.       Jasad : Badan kasar manusia yang nampak pada luarnya,dapat diraba dan difoto,dan menempati ruang dan waktu
2.       Hayat : Mengandung unsur hidup,yang ditandai dengan gerak.
3.        Ruh : Bimbingan dan pimpinan tuhan,daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran,suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan
4.       Nafs : Kesadaran tentang diri sendiri.

b.      Kepribadian Manusia

1.       ID : Merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri,tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting id dengan dunia luar.
2.       Ego : Merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari id.
3.       Superego : Merupakan struktur kepribadian paling akhir,muncul kira-kira pada akhir usia 5th.

B.      Hakekat Manusia
Hakikat manusia dalam pandangan islam terdiri dari
1.       Ujian
2.       Cobaan
3.       Syurga
 Sedangkan menurut pandangan umum, Hakikat manusia terdiri dari :
a.       Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh  dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.

Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jiwa adalah roh didalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

b.      Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk lainnya

Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal perasaan dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya dengan adanya perasaan  manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa atau perasaan dalam diri manusia terdapat yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani.

1.       Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia dan binatang.
2.       Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada diri manusia misalnya :
1). Perasaan Intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan
2). Perasaan Estetis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan keindahan
3). Perasaan Etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan
4). Perasaan Diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri
5). Perasaan Sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, dll.

C.      Kebudayaan Bangsa Timur
Kebudayaan Bangsa Timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan suatu penyesuain dirinya terhadap llingkungan. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Pada umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain,tetapi selama masih sesuai dengan norma,etika serta adat istiadat yang ada.
Contoh :
1)      Indonesia
2)      Pakistan
3)      Arab

D.      Pengertian Kebudayaan
Jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin kebudayaan berasal dari kata colere, yang berati mengolah tanah, jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “ Segala seusuatu yang dihasilkan oleh akal budi(pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkunganya “. Budaya dapat diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu.
E.       Unsur unsur kebudayaan

1.       Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem konunikasi yang menggunakan suara yang dihubungkan satu sama lain menurut seperangkat aturan. Bahasa dalam kerangka budaya disebut sebagai etnolinguistik, merupakan segala asepek dari struktur dan penggunaan bahasa yang ada hubunganya dengan masyarakat.

2.       Sistem pengetahuan
Sistem pengetahuan adalah produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari oranng lain. Kemampuan manusia mengingat ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikanya kepada orang lain melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas lebih lebih bila pengetahuan itu dibukukan, maka penyebaranya dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya

3.       Sistem organisasi kemasyarakatan
Merupakan produk manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya

4.       Sistem religi
Merupakan produk dari manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar.

5.       Sistem teknologi dan peralatan
Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikiranya yang cerdas dan dibantu dengan tanganya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat alat ciptannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhanya

6.       Kesenian
Merupakan produk dari manusia sebagai homo aesteticus.  Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan

7.       Sistem ekonomi
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.

F.       Wujud Kebudayaan
          Menurut wujud dimensinya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
1.       Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia :
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga msyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau warga msyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat yang bersangkutan
2.        Kompleks aktivitas :
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem social. Sistem social ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain dari detik ke detik, hari ke hari, tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.

3.       Wujud sebagai benda :
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak.

       Ketiga dari wujud kebudayaan tadi,dalam kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada tindakan-tindakan dan karya manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun tindakan dalam karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, Kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula pola-pola perbuatannya, bahkan juga cara berpikirnya.

G.     Orientasi Nilai Budaya
         Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sitem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1.        Hakekat hidup manusia (MH)

Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem; ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”


2.       Hakekat karya manusia (MK)

Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
  

3.       Hakekat waktu manusia (WM)

Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang


4.       Hakekat alam manusia (MA)

Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.


5.       Hakekat hubugan manusia (MN)

Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualisis (menilai tinggi kekuatan sendiri).


H.     Perubahan Kebudayaan

      Manusia dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah. Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi.


      Terjadinya gerak/perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :

1.       Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya : perubahan jumlah dan komposisi penduduk.

2.       Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hiudpnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat

                  Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan social : segala perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai,sikap-sikap dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsure-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam. Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyrakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan, pemerintahan dan sebagainya. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut.  Beberapa masalah yang menyangkut prsoses tadi adalah :

A.      Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima.
B.      Unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima
C.      Individu-individu manakah yang cepat menerima unsure-unsur baru.
D.       Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut.

1.       Pada umunya unsure-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah :
a.       Unsur kebudayaan kebendaaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contoh : Alat tulis

b.      Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar, misal : radio, computer,telephone yang membawa kegunaan terutama sebagai alat komunikasi.

c.       Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsure-unsur tersebut, seperti mesing penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk memperlengkap pabrik-pabrik penggilingan

2.       Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh sesuatu masyarakat adalah misalnya :

a.       Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain
b.       Unsur-unsur yang dipelajari pada tahap pertama prose sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok yang lainnya.
3.       Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsure-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru. Hal itu disebabkan karena norma-norma tradisional yang sudah mendarag daging dan menjiwai sehingga sukar sekali untuk mengubah norma-norma yang sudah demikian meresapnya dalam jiwa generasi tua tersebut. Sebaliknya belum menetapnya unsur-unsur atau norma-norma tradisional dalam jiwa generasi muda, menyebabkan bahwa mereka lebih mudah menerima unsur-unsur baru yang kemungkinan besar dapat mengubah kehidupan mereka.

4.       Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

      Berbagai factor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :

1.       Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.       Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3.       Corak struktur social suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya : Sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan yang baru.
4.       Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5.       Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
              
                          Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integrasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan sebagai hal yangb berasal dari luar, akan tetapi dianggap sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri.



I.        KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
           Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : Manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
           Dalam sosiologi, Manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.
            Dari sisi lain, hubungan antara  manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui 3 tahap, yakni :
1)      Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
2)      Objektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas objektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3)      Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat desergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
      Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing. Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Daftar Pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar