1EA09
Kelompok IV
Nama Anggota: Devi Fatika Sari
M. Ilham Fahrizal
M. Nuqey Ramadhana
MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat
terkait satu sama lain. Dalam uraian ini kita akan mencoba membahas tentang
pengertian pengertian dasar tentang manusia dan kebudayaan.
A.      Manusia
Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam
golongan makhluk mamalia. Dalam ilmu-ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang
ingin memperoleh keuntungan di setiap kegiatan.
a.      
Unsur-unsur manusia 
1.      
Jasad : Badan kasar manusia yang nampak pada
luarnya,dapat diraba dan difoto,dan menempati ruang dan waktu
2.      
Hayat : Mengandung unsur hidup,yang ditandai
dengan gerak.
3.      
 Ruh :
Bimbingan dan pimpinan tuhan,daya yang bekerja secara spiritual dan memahami
kebenaran,suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat
lahirnya kebudayaan
4.      
Nafs : Kesadaran tentang diri sendiri.
b.     
Kepribadian Manusia 
1.      
ID : Merupakan struktur kepribadian yang paling
primitif dan paling tidak nampak. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar
diri,tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya
menjadi mediator antara insting id dengan dunia luar.
2.      
Ego : Merupakan bagian atau struktur kepribadian
yang pertama kali dibedakan dari id. 
3.      
Superego : Merupakan struktur kepribadian paling
akhir,muncul kira-kira pada akhir usia 5th.
B.      Hakekat Manusia
Hakikat manusia dalam
pandangan islam terdiri dari 
1.       Ujian
2.       Cobaan
3.       Syurga
 Sedangkan menurut pandangan umum, Hakikat
manusia terdiri dari :
a.      
Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari
tubuh  dan jiwa sebagai satu kesatuan
yang utuh. 
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba,
dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak
dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jiwa adalah
roh didalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
b.     
Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika
dibandingkan dengan makhluk lainnya
Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya,
karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal perasaan dan kehendak
yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu
menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya dengan adanya
perasaan  manusia mampu menciptakan
kesenian. Daya rasa atau perasaan dalam diri manusia terdapat yaitu perasaan
inderawi dan perasaan rohani.
1.      
Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani
melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia dan binatang.
2.      
Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya
terdapat pada diri manusia misalnya :
1). Perasaan Intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan pengetahuan
2). Perasaan Estetis, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan keindahan
3). Perasaan Etis, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan kebaikan
4). Perasaan Diri, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan harga diri
5). Perasaan Sosial, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, dll.
C.     
Kebudayaan
Bangsa Timur
Kebudayaan Bangsa Timur dapat
diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan suatu
penyesuain dirinya terhadap llingkungan. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai
bangsa yang ramah dan bersahabat.
Pada umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran
terhadap bangsa lain,tetapi selama masih sesuai dengan norma,etika serta adat
istiadat yang ada. 
Contoh :
1)     
Indonesia
2)     
Pakistan
3)     
Arab
D.     
Pengertian
Kebudayaan
Jika dikaji dari asal kata bahasa
sansekerta berasal dari kata budhayah
yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin kebudayaan berasal dari kata
colere, yang berati mengolah tanah, jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan
sebagai “ Segala seusuatu yang dihasilkan oleh akal budi(pikiran) manusia
dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula
diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan
hidupnya di dalam lingkunganya “. Budaya dapat diartikan sebagai himpunan
pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola pola perilaku yang ditularkan
secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu.
E.      
Unsur
unsur kebudayaan
1.      
Bahasa
Bahasa adalah
suatu sistem konunikasi yang menggunakan suara yang dihubungkan satu sama lain
menurut seperangkat aturan. Bahasa dalam kerangka budaya disebut sebagai
etnolinguistik, merupakan segala asepek dari struktur dan penggunaan bahasa
yang ada hubunganya dengan masyarakat.
2.      
Sistem pengetahuan 
Sistem
pengetahuan adalah produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat
diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari oranng lain.
Kemampuan manusia mengingat ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikanya
kepada orang lain melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas lebih
lebih bila pengetahuan itu dibukukan, maka penyebaranya dapat dilakukan dari
satu generasi ke generasi berikutnya
3.      
Sistem organisasi kemasyarakatan
Merupakan produk
manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki
akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerjasama
untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
4.      
Sistem religi
Merupakan produk
dari manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran
dan perasaan luhur, tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan
lain yang maha besar.
5.      
Sistem teknologi dan peralatan
Merupakan produk
dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikiranya yang cerdas dan
dibantu dengan tanganya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat
membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat alat ciptannya itulah manusia dapat
lebih mampu mencukupi kebutuhanya
6.      
Kesenian
Merupakan produk
dari manusia sebagai homo aesteticus.  Setelah
manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya
untuk dipuaskan
7.      
Sistem ekonomi
Merupakan produk
manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara
umum terus meningkat.
F.      
Wujud Kebudayaan
          Menurut wujud dimensinya, kebudayaan
mempunyai tiga wujud yaitu :
1.       Kompleks gagasan, konsep, dan
pikiran manusia :
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat,
dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan
lain, dalam alam pikiran warga msyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
Kalau warga msyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi
dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya
para penulis warga masyarakat yang bersangkutan
2.        Kompleks aktivitas :
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret,
dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem social. Sistem
social ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi,
berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain dari detik ke detik, hari ke
hari, tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan.
3.       Wujud sebagai benda :
Aktivitas
manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan
sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia
tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam
bentuk fisik yang konkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda
yang diam sampai pada benda yang bergerak.
       Ketiga dari wujud kebudayaan tadi,dalam
kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kebudayaan ideal
dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada tindakan-tindakan dan karya
manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun tindakan dalam karya manusia,
menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, Kebudayaan fisik
membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan
manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula pola-pola
perbuatannya, bahkan juga cara berpikirnya.
G.    
Orientasi Nilai Budaya
         Kebudayaan sebagai karya manusia
memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value
Orientation (1961) sitem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara
universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1.        Hakekat hidup manusia (MH)
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem; ada yang
berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan
tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”
2.       Hakekat karya manusia (MK)
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang
beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau
kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi. 
3.       Hakekat waktu manusia (WM)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan
mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini
atau masa yang akan datang 
4.       Hakekat alam manusia (MA) 
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau
memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan
manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
5.       Hakekat hubugan manusia (MN)
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia,
baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada
tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualisis (menilai tinggi
kekuatan sendiri).
H.    
Perubahan Kebudayaan
      Manusia dan kebudayaan
dimanapun selalu dalam keadaan berubah. Tidak ada kebudayaan yang statis, semua
kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah
gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi.
      Terjadinya gerak/perubahan
ini disebabkan oleh beberapa hal :
1.       Sebab-sebab yang berasal dari dalam
masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya : perubahan jumlah dan komposisi
penduduk.
2.       Sebab-sebab perubahan lingkungan
alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hiudpnya terbuka, yang
berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain,
cenderung untuk berubah lebih cepat
                  Perubahan ini, selain karena
jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan,
penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan social : segala perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya
nilai-nilai,sikap-sikap dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsure-unsur
kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan
sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa
silam. Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyrakat-masyarakat
lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan
perdagangan, pemerintahan dan sebagainya. Proses migrasi besar-besaran, dahulu
kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut.  Beberapa masalah yang menyangkut prsoses tadi
adalah :
A.      Unsur-unsur kebudayaan asing manakah
yang mudah diterima.
B.      Unsur-unsur kebudayaan asing yang
sulit diterima
C.      Individu-individu manakah yang cepat
menerima unsure-unsur baru.
D.       Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul
sebagai akibat akulturasi tersebut.
1.       Pada umunya unsure-unsur kebudayaan
asing yang mudah diterima adalah :
a.       Unsur kebudayaan kebendaaan seperti
peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat
bagi masyarakat yang menerimanya. Contoh : Alat tulis
b.      Unsur-unsur yang terbukti membawa
manfaat besar, misal : radio, computer,telephone yang membawa kegunaan terutama
sebagai alat komunikasi.
c.       Unsur-unsur yang dengan mudah
disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsure-unsur tersebut,
seperti mesing penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetahuan teknis
yang sederhana, dapat digunakan untuk memperlengkap pabrik-pabrik penggilingan 
2.       Unsur-unsur kebudayaan yang sulit
diterima oleh sesuatu masyarakat adalah misalnya :
a.       Unsur yang menyangkut sistem
kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain
b.       Unsur-unsur yang dipelajari pada tahap pertama
prose sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu
masyarakat. Nasi sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia
sukar sekali diubah dengan makanan pokok yang lainnya.
3.       Pada umumnya generasi muda dianggap
sebagai individu-individu yang cepat menerima unsure-unsur kebudayaan asing
yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai
orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru. Hal itu disebabkan karena
norma-norma tradisional yang sudah mendarag daging dan menjiwai sehingga sukar
sekali untuk mengubah norma-norma yang sudah demikian meresapnya dalam jiwa
generasi tua tersebut. Sebaliknya belum menetapnya unsur-unsur atau norma-norma
tradisional dalam jiwa generasi muda, menyebabkan bahwa mereka lebih mudah
menerima unsur-unsur baru yang kemungkinan besar dapat mengubah kehidupan
mereka.
4.       Suatu masyarakat yang terkena proses
akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan
tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
      Berbagai factor yang
mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
1.       Terbatasnya masyarakat memiliki
hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari
luar masyarakat tersebut.
2.       Jika pandangan hidup dan nilai-nilai
yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan
ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan
unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran
yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3.       Corak struktur social suatu
masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya :
Sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan yang baru.
4.       Suatu unsur kebudayaan diterima jika
sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi
diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5.       Apabila unsur yang baru itu memiliki
skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya
oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
                          Proses akulturasi
yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integrasi antara unsur-unsur
kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian
unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan sebagai hal yangb berasal
dari luar, akan tetapi dianggap sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri.
I.       
KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
          
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : Manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia.
Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ? 
           Dalam sosiologi, Manusia dan
kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya
berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu
kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia
dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu
merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. 
            Dari sisi lain, hubungan antara  manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang
setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai
dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini
tercipta melalui 3 tahap, yakni : 
1)      Eksternalisasi, yaitu proses dimana
manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui
eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
2)      Objektivasi, yaitu proses dimana
masyarakat menjadi realitas objektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari
manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala
pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3)      Internalisasi, yaitu proses dimana
masyarakat desergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari
kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga
manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
      Apabila manusia melupakan bahwa
masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing. Manusia dan
kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan
keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak
dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa
terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu
agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
Daftar Pustaka :
Daftar Pustaka :

Tidak ada komentar:
Posting Komentar